Saturday, December 23, 2023
Thursday, December 7, 2023
Friday, September 29, 2023
Thursday, September 28, 2023
Sunday, September 3, 2023
Tuesday, July 25, 2023
Monday, July 24, 2023
Tuesday, July 18, 2023
Friday, July 14, 2023
LOWONGAN KERJA sebagai Fasilitator Program
Wednesday, July 5, 2023
Sunday, July 2, 2023
Thursday, June 22, 2023
DIRECT MESSAGE - Djaja Tjandra Kirana 60 Tahun Berkarya, a Painting Exhibition. at Maya, Sanur. June 28th, 2023 - 6:30PM
/.
DIRECT MESSAGE DJAJA TJANDRA KIRANA
Djaya Tjanda Kirana yang akrab dipanggil Ko Atjeng, adalah sosok petualang seni. Sejak 1960 an ia menggeluti secara serius dua entitas kesenian yang membuatnya hidup nyaman dalam kesederhanaan. Di dunia fotografi Tjandra Kirana melewati berbagai fase penting.
Transformasi teknologi mulai dari sistem analog yang kuna, kemudian pindah ke semi digital sampai pada era digital penuh yag juga kita rasakan hari ini. Pengalaman demi pengalaman ia rasakan, semuanya menantang kecerdasan berfikir berujung pada persoalan estetika. Alhasil, dari kerja keras, tekun dan teliti yang dilakukan telah mengantarkannya pada berbagai pencapaian. Penghargaan Nasional dan Internasional ia raih, bahkan pada 1990, Pemerintah Thailand menganugrahkan Gelar Honouris Causa bidang fotografi kepadanya.
Di kancah seni rupa, siapa kalangan seni yang tak mengenalnya? Ketekunan dan totalitas berkarya seakan menjadi medium interaksi bagi Tjadra Kirana dalam menjalin kekerabatan antar seniman . Penjelajahan sebagai 'penaklukan' media baru ke media yang lain adalah bukti keteladanan iman keseniamanan seorang Djaja Tjandra Kirana. Proses kreatifnya seakan tak memilih waktu. Kapanpun baginya asal ada memungkinkan ia pun menggambar, apapun objeknya.
Sepuluh tahun belakangan di samping tekun menggeluti cat air, Tjandra serius menekuni media kertas China - rice paper - ini sebagai penghormatan atas bakat seni yang menurun dari leluhurnya di sebuah kewasan sejuk di Tiongkok. Ia mengumpulkan sejumlah seniman di Bali untuk diberi wawasan tentang penggunaan rice paper. Tidak hanya itu keseriusannya dengan kertas padi pun dia paparkan ke derbagai instidltusi seni. Acap kali Tjandra mengajar, memberikan workshop penggunaan media rice paper di Perguruan tinggi. Sejumlah pameran pun dilakukan khusus untuk memperkenalkan kertas asli produksi bangsa Tirai bambu yang biasa digunakan melukis kaligrafi di Tiongkok. Walhasil ia pun terpilih sebagai Ketua perkumpulan Rice Paper Chapter Bali.
Usianya sekarang genap 79 tahun, ia senior dalam peradaban seni rupa Bali. Tak banyak seniman seusianya yang bisa guyub menjalin relasi bersama seniman muda, berdiskusi tentang teknik dan perkembangan seni rupa kontemporer dunia. Tjandra tetap melakukan itu, bahkan kerap mengundang sejumlah seniman untuk berkunjung ke studio nya di kawasan Jalan Teuku Umar Denpasar. Inilah yang membuat sosok Tjandra terkenang di kalangan seniman tua muda.
Dalam peringatan hari jadinya yang ke 79, akhir Juni nanti Djaja Tjandra Kirana akan menggelar tak kurang dari 60 karya fotografi dan lukisan di Maya Sanur, Resort & Spa. Pameran yang diberi judul Direct Message, dimaksudkan untuk memberikan pesan langsung kepada kalangan seni atas kiprah kreatif dan pencapaian seorang seniman dalam rentang waktu 60 tahun berkarya. Tjandra beruntung segala aktifitas seninya mendapat dukungan penuh dari istrinya, Lili.
Sungguh menarik, para seniman muda akan diberikan pesan langsung tentang hal yang belum pernah mereka diketahui.
Sebagaimana kita pahami era 1960 an dinamika seni rupa dan penciptaan amat lekat dari beban politik, jika salah langkah bisa berujung kesengsaraan. Kecurigaan terhadap kreasi selalu terjadi. Peristiwa semacam itu berhasil dilewati dengan baik oleh Tjandra Kirana. Ini tentu bisa dimaknai sebagai keteladanan mental yang semangatnya bisa kita rujuk dalam kehidupan berkesenian hari ini.
Lukisan yang dihadirkan dalam pameran Direct Message bertarikh antara tahun 1990 hingga 2022. Lompatan ide dan gagasan tampak dari dokumen tantang kecermatan Tjandra Kirana mendeformasi sosok penari Bali, wayang kamasan dan alam benda yang sakral kemudian beralih untuk bermain pada objek buah²an sejak 2020. Smentara karya fotografi merupakan hasil bidilan di masa sulit. Sebagian karya foto yang dipajang telah meraih penghargaan Nasional dan internasional.
Direct Message, di samping sebagai perayaan diri, juga menjadi wahana untuk menyampaikan secara langsung sebagian buah pemikiran Ko Atjeng setelah ia melintasi 60 tahun perjalanan dua sisi serat kesenian yang tak bisa ia pisahkan.
Karena itu mari bersama kita pahami semuanya pada Rabu, 28 Juni 2023, pukul 18.30 wita di Hotel maya Sanur, Jl Danau Tamblingan.
Catch, Ema Sukarelawanto, Tien Hong, Made Kaek, Tjandra Hutama
Saturday, June 17, 2023
Thursday, June 15, 2023
Wednesday, June 14, 2023
Friday, June 9, 2023
PESTA KESENIAN BALI XLV 2023
Tema PKB XLV 2023 mengangkat “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” (Samudra Cipta Peradaban) dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban.
Siap-siap ya, Pecinta dan penikmat seni Karena sederet kegiatan seru akan menghiburmu! Di antaranya:
Peed Aya (Pawai)
Wimbakara (Lomba)
Kriyaloka (Lokakarya) VUtsawa (Parade)
Widyatula (Sarasehan)
Kandarupa (Pameran)
Rekasadana (Pergelaran)
Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni)
Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia)
Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah)
18 Juni - 16 Juli 2023 di Taman Budaya Provinsi Bali
Jadwal lengkap Pesta Kesenian Bali XLV bisa diakses pada laman
#PestaKesenianBali2023
#PestakesenianbaliXLV
#wonderfulindonesia
Wednesday, May 31, 2023
Tuesday, May 16, 2023
Bunkasai 9th, come and enjoy this event at FBA Unmas Denpasar
皆さん、こんにちは!
Di dalam festival nya nanti, akan ada banyak acara hiburan mulai dari games Jepang, band, cosplay, bahkan ada bon odori & taiko, lho!! Ada juga special performance dari Guest Star kita, Little Isekai & Edelyn!
Tunggu apa lagi, beli tiketnya sekarang juga yaa!
Untuk informasi lebih lanjut bisa chek ig: @bunkasai_unmas Sampai bertemu di hari festival!
OBITUARI : 40 HARI PELUKIS AS KURNIA
OBITUARI :
40 HARI AS KURNIA
Waktu kecil aku berangan-angan mati pada umur 60 tahun. Kalau boleh memilih, aku ingin mati
di hari kelahiranku ( catatan kecil AS Kurnia)
63 tahun. 3 tahun diberi bonus Yang Kuasa melebihi keinginannya untuk meninggal di usia 60.
Tidak pula dihari kelahirannya tapi mendapat anugrah PIN istimewa mati di hari Paskah hari
kebangkitan dari kematian idolanya Yesus, di bulan yang indah purnama dan bulan suci
Ramadhan pula.
Mungkin, boleh jadi AS Kurnia adalah lokomotif terakhir, tonggak seniman yang berani
mengambil sikap/pilihan hidup. Berani total idealis berkarya secara jujur dengan
mengesampingkan phisik maupun kehidupan pribadinya dalam era modern saat ini, sementara
para pelukis senior seangkatannya sudah mapan dari hasil perjuangan menyelaraskan antara
dileyma berkarya dan kehidupannya.
Sampai kini tdak ada yang tahu arti nama AS, di depan namanya adalah kepanjangan dari
ASYAR yang mempunyai arti percaya diri, mandiri dan bicara apa adanya. Nama yang ia
ciptakan karena masa Orde Baru ( era Suharto) dilarang menggunakan nama atau memakai
budaya yang berbau Cina. Jadi ASYAR adalah perubahan nama aslinya Kwik Yam Bie di Akte
Kelahirannya, catatan sipil Tionghoa Semarang.
Rupanya nama Asyar itu memang sesuai dengan sikap Kurnia yang tidak pernah mengeluh
walau deritanya hebat dan panjang. Di mulai dalam lingkungan keluarga, masa kecilnya yang
kurang harmonis, menyimpan banyak memori pahit yang membentuk pribadi "introvert" tidak
mau merugikan dan menerima belas kasih kepada sesama seniman maupun menghamba
kepada kolektor ( bantuan apapun ditolaknya )
Pribadi yang tertutup, sangat kaku, susah bersosialisasi dengan sesama sebenarnya sangat
berat baginya untuk ia terima. Tapi kondisilah yang membentuk wadah diri untuk sebuah watak
pribadi yang keras seperti itu ia tuangkan melalui tulisan2 protes vokalnya yang berkesan nyinyir
bagi yang mencerna secara sensitif maupun sentimentil.
Dalam kekuranganya, didera situasi dan kondisi yang sulit, tanpa disadari kemandirian terbentuk
memcipta talenta yang multi mumpuni dan murni.
Menghasilkan karya2 yang intens dengan kekayaan ide2nya dan kecerdasan otaknya walau
tidak mengenyam pendidikan seni manapun. Bahkan bangku pendidikan terakhir hanya kelas 2
SMP di Dominico Savio, Semarang karena terbentur biaya.
Mulai melukis diusia belia. Dimulai di dunia karikatur yang cukup menggebrak di Semarang,
kota kelahirannya. Bergabung dengan Sanggar Pawiyatan Raden Saleh dan pernah berguru
dengan Saryono pelukis Semarang. Sering mengikuti pameran dan sering menjuarai kompetisi.
Sampai puncaknya 1989 dia terpilih juara 1 Kompetisi Pelukis Muda Indonesia yang digagas
oleh ITB berkolaborasi dengan Alliance Francaise yang membawa dia keliling Eropa.
Eksplorasinya tidak hanya melukis tapi juga seni grafis, kolase dan membuat patung untuk
konsep wacana karya lukisnya. Dalam literatur, puisi, cerpen dan artikel seninya sering
diterbitkan media2 besar di Indonesia. Karya-karya Kurnia memiliki kedalaman makna
mendalam. Menggiring para pengamat untuk penasaran dan berusaha menelisik dan mengerti.
Semua kegelisahan dan keganjilan yang ia selami dalam hidup ia curahkan dalam lukisannya.
Sebuah protes yang keras yang positif. Seperti pula dalam tulisan- tulisannya yang kritis dan
vokal.
Ketotalan dalam berkarya menjadi profesionalisme dalam karyanya untuk hidupnya.
"Di penantian mati, aku ingin berkarya cipta.
Cahaya berkesenian tetap berseri-seri. Nyala berkesenian tak pernah mati
Berkesenian adalah denyut nadi. Aku tak peduli karyaku akan selesai atau tidak." ( catatan kecil
AS Kurnia)
4 April 2023 jam 8 pagi, dia telah pergi meninggalkan jasadnya yang jongkok meringkuk berdoa,
di sebelahnya terbuka kitab Injil, di atas lantai dingin dilapisi kasur tipis. Di kamar yang pengap
kecil ukuran 1,5 x 2,5 mtr yang sekaligus menjadi dapur, ruang makan serta toilet dadakan diember, serta botol2 kecil..
Pergi tanpa tanda dan pesan meninggalkan Siputih sepeda kayuh yang setia setiap pagi
mengantarnya menanjak ke Arma Museum.
Sehari setelah kematiannya, Goenawan Muhamad mengirim pesan kepada saya, "Ari. Sedih
banget Kûrnia pergi. Sendjrian"
Ya, dia pergi dalam kesendirian dan kesunyian tetapi idealismenya tidak meninggalkan kita.
Idealisme yang tak ternilai itu pula yang menerbangkannya ke suarga loka....
Seperti pada catatan akhirnya
"Aku menabur bunga bukan untuk kematian atau kehidupan tetapi sebagai jejak berkesenian.
Aku menyalakan lilin bukan untuk menerangi kematian atau menandai kehidupan tetapi sebagai
ikrar berkesenian.
Aku tak peduli ada yang mengapresiasi atau tidak... "
Banjar Lebah, Bedulu, 06.04.2023
Aricadia, seniman dan penulis